Kota Binjai adalah salah satu kota dalam wilayah provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Binjai terletak sekitar 22 km di sebelah barat ibu kota provinsi Sumatera Utara, Kota Medan. Kota yang memiliki julukan kota rambutan ini menjadi salah satu daerah dalam proyek pembangunan Mebidang (Medan, Binjai, dan Deli Serdang). Dari mana nama Binjai berasal? Berasal dari Pohon Binjai. Dulu, ada sebuah kampung kecil di pinggir Sungai Bingai, berlokasi di Kelurahan Pekan Binjai sekarang. Pada kala itu, ada seseorang yang bernama Pande Dingin melakukan pembukaan kampung. Sebuah upacara adat dilakukan di bawah sebuah pohon yang sangat rindang dan kokoh bernama Pohon Binjai (sejenis pohon buah yang masih sekerabat dengan mangga yang berbau harum dan rasa yang asam manis) dalam rangka pembukaan kampung tersebut. Di sekitar pohon yang besar dan kokoh tersebut kemudian dibangun beberapa rumah, yang lama-kelamaan semakin banyak dan berkembang menjadi bandar atau pelabuhan yang sangat ramai.
Renungan pagi: Victim mentality By GC. Di sebuah klinik Psikiater, seorang wanita cantik dan kaya serta bergaun mahal datang untuk berkonsultasi. Ia mengeluh bahwa semua orang di dunia ini tidak ada yang baik padanya secara tulus. Mereka baik hanya ketika mereka ada maunya. Semua orang hanya “memanfaatkan” dirinya saja. Tidak ada orang yang sungguh-sungguh tulus mencintainya. Ia merasa hanya menjadi korban dari orang-orang yang katanya mencintainya. Seluruh hidupnya kosong dan hampa tak berarti. Ia rasanya ingin mengakhiri hidup ini. Sang psikiater yang sudah lanjut usia tersebut mendengarkan cerita wanita tersebut dengan telaten. Setelah mendengarkan seluruh cerita yang wanita cantik itu ingin sampaikan, psikiater itu pun tidak memberikan nasehat atau berkata apa pun selain ia mengajak wanita tersebut untuk ke halaman belakang dimana ada sebuah kebun yang indah disana. Sang psikiater tersebut memanggil seorang wanita tua yang sedang asyik menyapu lantai. Psikiater:
Surat seorang ayah untuk anaknya, juga untuk semua anak-anak dari ayah-ayah lainnya, yang sedang berkembang, dan berjuang untuk menemukan jati dirinya, juga sedang berusaha untuk hidup dan menjadi yang terbaik bagi dirinya sendiri, membanggakan keluarganya dan bermakna bagi masyarakat. Anakku, surat ini khusus untuk dirimu, dan renungkan dengan tenang, resapkan dalam batinmu, dan bagaimanapun keadaanmu sekarang ini, sesibuk apapun dirimu, berusahalah untuk membacanya dengan perlahan, agar dirimu bisa menemukan maknanya, bahkan jauh lebih dalam dari surat ini. Seandainya surat ini bisa kamu temukan maknanya, kamu jalankan dalam kehidupanmu, yakinlah, kalau pun kamu tidak menjadi sukses yang luar biasa, setidaknya kamu tidak akan terpuruk dan terperosok dalam kegagalan hidup. Nasehat yang akan ayahmu sampaikan ini, adalah keinginan dari seorang ayah yang hanya sederhana, namun keluar dari hati yang terdalam…. Satu demi satu, bacalah dan mengertilah maknanya….. 1. Ratusan kebaikan,
Comments
Post a Comment